Malam dan Siang Tak berjendela
segumpal darah yang hanya bisa memuja
aku tertunduk menatapi Ibu Bumi
jantungku berdegup dipeluk penuh kasih
Penaku, Pena Api
kusulut lidahnya jilati
bakar wajah buramku tuk berganti
Apinya Api Suci
energi sejati sebagai perisai
Penaku, Pena Air
kuukir genangan gersang padang pasir
air mata yang membeku berharap mencair
duhai ... sejukan, sembuhkan, hela semua getir
Penaku, Pena akar
menghujam jauh tanpa sukar
kokohkan limbung, tembusi nanar
hingga langkah lemahku kian tegar
Penaku, pena cahaya
kutulisi cahaya biru yang menembusi amarah
hadirkan aura ungu violet tak berjelaga
terbangkanku bersayap pesona
bawaku menemui Sang Maha
Penaku, pena cinta
menjelama pedang membunuhku setiap harinya dengan asmara
kasihku yang membisu menghening begitu lama
tertikam sepi, terpenggal kesunyian, selaksa nestap ....
semua elemen telah menjelma tak berarti tanpamu ...
pena cinta, kuteriakan namamu kelangit ketujuh
namun kau hanya terdiam tinggalkanku penuh ragu
penaku sirna tanpa nama ..........................
*IB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar