skip to main |
skip to sidebar
Cangkang Rindu
Angin masih basah
tiupi buncah wajah buih
yang patah pecah
secangkang aksara retak
terjelepah dalam kepala
masih tak mampu menemu pintu
hanya cumbui hulu
sekejap lenyap
setubuhi nyala bulan
keindahanmu nyata tumpah seluruh
di situ
pun aku tak lagi perlu
kertas dan pena untuk merupa rindu
Oleh :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar