Barangkali cinta adalah peniadaan.
Ketika usia rindu hampir selesai,
Cahaya memang sebatas sinar senyap,,,
Yang tak sanggup berkata sepatah pun kepada batu.
Kata-kata memang tak bisa dipercaya menyimpan rahasia.
Terlebih,,,
Ketika ia menjadi puisi.
Sajak yang mengoak.
Replika suara hati.
Engkau,,,
Nada do dalam oktaf ke-delapan.
Yang kemudian berhenti bernyanyi.
Bagaimana jejak suara mu terangkai ?
Mengalun hening,
Hingga disisa usia bunga rampai.
Seandai kata-kata yang lahir dari rahim ku, merangkak menujumu,,,
Timang lah ia..!!
Karna ia dilahirkan bukan atas nama takdir.
Tapi kehendak hati,,,
Yang terlalu renta berjalan tanpa penopang.
Melodi mu renyuh.
Kadang, aku lebih memilih senyap.
Menjatuhkan lagi air paling murni,
Sebagai kekata yang tak sanggup diurai nada-nada.
Mungkin ia tak kembali.
Tak akan pulang ke bagian tubuhku yang entah.
Untuk itu aku pergi.
Meski kadang resonansi nya melambai mengajak diam.
Tetap saja,,,
Aku dan kamu adalah sepasang pemurung,
Yang Tinggal di kota mati,
Tanpa bunyi.
~~ hutan, hujan ~~
_aku_
Terlebih,,,
Ketika ia menjadi puisi.
Sajak yang mengoak.
Replika suara hati.
Engkau,,,
Nada do dalam oktaf ke-delapan.
Yang kemudian berhenti bernyanyi.
Bagaimana jejak suara mu terangkai ?
Mengalun hening,
Hingga disisa usia bunga rampai.
Seandai kata-kata yang lahir dari rahim ku, merangkak menujumu,,,
Timang lah ia..!!
Karna ia dilahirkan bukan atas nama takdir.
Tapi kehendak hati,,,
Yang terlalu renta berjalan tanpa penopang.
Melodi mu renyuh.
Kadang, aku lebih memilih senyap.
Menjatuhkan lagi air paling murni,
Sebagai kekata yang tak sanggup diurai nada-nada.
Mungkin ia tak kembali.
Tak akan pulang ke bagian tubuhku yang entah.
Untuk itu aku pergi.
Meski kadang resonansi nya melambai mengajak diam.
Tetap saja,,,
Aku dan kamu adalah sepasang pemurung,
Yang Tinggal di kota mati,
Tanpa bunyi.
~~ hutan, hujan ~~
_aku_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar