skip to main |
skip to sidebar
Ku tunggu kau datang..
berharap datang membawa terangku yg hampir redup..
tapi dimanakah kamu..????
bagaimana aku bisa melihat batang hidungmu
sedangkan rupamu saja masih abstrak di otakku....??
lelah menerka-nerka stiap ada bayang yg berdiri di depanku..
apakah itu kau????
apakah sungguh itu kau..???
berulang kali ku coba mencari jawab atas ketidak pastian itu..
tapi lagi-lagi hanya keheningan yg ku dapat...
bergulat dg kecemasan di setiap detik hembusan nafas..
khawatir kalau-kalau terangku padam sebelum kau hadir menjemput,dan gelapku memelukku tuk selamanya..
kini saat aku mencoba beranjak..,dan mencari,
ribuan cahaya datang menerangiku...,
tapi itu bkn "terangku"
aku tau betul seperti apa terangku...!!
kalian bukan terangku..!!! kalian abstrak dan akan pudar...!!
aku tak mau terang yg akan habis kala aku memulai perjalanan ke dua ku,
dimana aku akan sangat-sangat membutuhkan terang seperti terangku...
terang yg takkan pernah hilang...
terang yg selamanya akan tetap menjadi terang......
aku hanya ingin terangku.....
Oleh : bintang_terang
Pedih mnyelimutiku...
saat Tuhan mengambil apa yg pernah ku anggap "milik"
sakit...rasanya tak berujung..
tangispun begitu renyah tuk pecah..
ku tagih janji-Mu, namun tak kunjung Kau jawab..
terpuruk...di titik yg tak bernilai..
lama....
lama....
bahkan teramat sangat lama..
hingga jam dinding tuaku..ribuan kali berputar,
melihatku masih sama seperti ini...
ratusan lembar kertas kalender pun telah ku robek...
Tiba hariku di tanggal ini.. di hari ini..
dimana tanya akan semua janji-janji-MU
kini terjawab sudah..
"Kau takkan mengambil apapun dariku,kecuali Kau akan menggantinya dg yg lebih indah"
yah...
ribuan bintang mndekati ragaku yg tak berseri lg..
menghujamiku dg cahaya terang...
menikam jauh ke dalam pupilku..
hingga aku terjaga dari penantian yg hampir saja ku telan..
tapi ragaku kian lelah...berontak...
tak bisa sedikit menunggu lebih lama lagi..
Oleh : Alone at last
Bak permata ia berkilau,,,
butiran butiran itu,,,
seperti anai anai ia menjumpaiku,,
bertaburan dalam jiwa,,,
saat bintang kejora menyinari bumi,,,
hadirnya kurasakan ,,,
lembut ia memeluk raga,,,
pahitpun tak lagi ku telan,,,
sang kejora itu tengah menjadi penawar,,,
takan merintih pada waktu,,,
yang sempat membuatku membatu,,,
lirih langkahku berjalan,,
tinggalkan masa berlalu ,,
takan menjadi sesal,,
jika hidup adalah pilihan,,
Oleh : KEJORA88
77 wajah menari-nari di atas kerbau
pada hari tak lagi mimpi
murung seribu murung
duka sejuta duka
menari-nari nanar
dengan gendawa gemuruh guntur
memukul-mukul
Oleh :
Aalfvyian Sserdeadoe OI
Sesuatu menyinggahimu,,
Tampak mendung ia menyelimutimu,,,
Jangan,,jangan biarkan,,,
Butiran butiran bening itu ,,
Melintasi tatapan itu,,
Bukan dunia yang membuatmu terluka,,
Bukan waktu yang membuatmu tersisih,,
Bukan pula gerimis yang membuatmu terkikis,,
Jangan pernah menyesal,,
Jika dunia tak mampu kau genggam,,
Jangan salahkan waktu,,
Jika tak berhenti di sa’at kau bahagia,,
Jangan merintih,,,
Jika tingginya gunung tak mampu kau daki,,
Luasnya samudra tak mampu kau sebrangi,,
Jangan pernah terluka,,
Dia yang di puja tak dapat kau miliki,,
Dan jangan pernah menangis,,
Jika gerimis mengantarkanmu pada duka,,
Sadarilah,,,
Kau ,,,aku ,,,dia,,,dan mereka ,,
Adalah bukti sayang Tuhan,,
Oleh : KEJORA 88
Masih menjadi angin yang tenang..
ketika ku berdiri di tepi keheningan..
di kala ceriaku mulai meredam..
Aku yang kini masih terdiam..
menunggu secercah cahaya menyinari wajah ini..
hingga langit kelabu..
dan aku masih berdiri disini..
Mungkin terlalu takut..
mungkin terlalu nyaman..
dan langit itu masih kelabu..
saat ku belum juga berpindah..
menjadi angin yang bahagia..
Oleh : GG-nonk Thedevil's Akira-kin
Andai saja aku adalah hujan
yang jatuh dari langit hingga kebumi
apakah aku bisa merasakan kehadirannya
yang bisa membasahi relung hati yang kering
yang bisa menyembuhkan luka yang perih
seperti langit dan bumi yang terhubung tanpa pernah menyatu
seperti hantaran air yang jatuh menyejukanku
apakah pula ku merasakan kehadiran seseorang walau tanpa bertemu
mungkin pula akupun tak tahu
arti perasaan yang ada dalam relung hatiku
yang telah tertetes siraman air dari langit damaikan aku
bagai alas hati yang berselimut bumi yang bisa temukan semua itu
Oleh : Ery Prazz Prasetya
Berapa lama aku harus menunggu dirimu untuk datang?
Air mata, noda dan napas
Banyak Hari-hari yang kita habiskan dengan satu sama lain
Apakah bisa hidup?
Dalam tatapan anehmu, yang dingin sedingin es
Kadang-kadang aku ragu tapi aku ingin duduk
Setiap kali, selalu membela hari
Ada sebuah mimpi kecil
berharap pada bintang, untuk bintang-bintang yang di atas awan
berjanjilah bahwa tidak akan lama
Jika saja ada seseorang yang bisa mendengarkan diriku
Siapapun yang melihat kebahagiaanku tergantung
Kadang-kadang, aku melakukan kesalahan
Seperti pikiranku, itu tidak mudah
Setiap saat, selalu membela hari
Itu mimpiku
ingin menjadi bintang, berada di langit seperti bintang-bintang
Siang hari akan bersinar dari tempat yang tinggi
Jika seseorang mendengarkan laguku
Saat itulah aku akan menyanyi
Di atas, kita tidak akan menangis; mengumpulkan air mata
Sekarang aku akan mencoba untuk tertawa
Jalan untuk aku pergi, itu tidak mudah, tetapi
Aku akan membuat jalanku, aku bisa melakukannya
Suatu hari nanti mimpiku akan terwujud
Ya Aku Tahu ~
berharap pada bintang, untuk bintang-bintang yang di atas awan
berjanjilah bahwa tidak akan lama
Sekarang aku berharap pada bintang
Oleh : _w.g_
Ada sekeping penat tertawa terbahak,,
datang lagi sebutir resah tersenyum licik..
Tak ada kelembutan sama sekali..
Demi Tuhan, ini menyebalkan..
Sesak terhimpit rindu menjepit..
Tak bisa tenang sejenak saja,,
malah semakin mencekik...
Tak berkesudahan..
Tiada tau sampai kapan..
Terbang ku ingin..
Berlari..
Bergerak..
Beranjak..
Pergi sejauh mana ku bisa..
Hindari airmata yang 'belum' reda..
Penghibur hati yang malang,, sudah sedekat apa langkahmu datang..?
Tolong aku sebelum tenggelam..
Maaf ku tertuju pada lembar-lembar kertas terbuang..
Selalu ada kata itu di badannya,,
kemudian penat ku melusuhkan, bahkan menghancurkan kesuciannya,,
sampai mereka tiada akan pernah kembali sempurna...
Maaf..
Maaf..
Sandar haru didinding asa,,
hilang cahaya beranjak memudar dalam padam...
Makian halus menampar wajah,
minta segera sadarkan diri,,
lalu kembali ke daratan..
Berharap kisah pilu ku enyah,,
senasib lembaran-lembaran kertas bertitel rindu,,
terbuang jauh sampai hancurlah itu dikoyak jahatnya waktu...
Oleh : Dennis