21 Des 2014

Barangkali engkau laguna harapan


Barangkali engkau laguna harapan.
Yang menampung air dari tetes airmata doa.
Hingga genang,
Beriak, Tapi tenang.
Sebab ada sisa ikhlas.
Tatkala rayu penyair menyunting sajak,
mungkin ada sepenggal nama,
Yang diselip dalam lirik kesedihan,
Sebagaimana tulisan para perindu,
Teruntuk yang hilang.
Angin memetik daun.
Daun mengkihlaskan semua.
Bagaimana ia belajar ketabahan ?
Sedang dalam genggam rantingnya,,,
Ia tak lebih dari pesakitan,
Yang diombang-ambing ketidakpastian.
Tunggu waktu,,,
Untuk dijatuhkan.
Setahun kemarin.
Laguna tiada mengalir.
Diam sediam diam kediaman.
Hening sehening hening keheningan.
Rasa tiada tanggal.
Patri nurani, diukir kerelaan.
Engkau tetap sekat diantara sadar dan bayang,,,
Sementara biarkan aku menjadi narasi,
Tentang bagaimana rindu tak pernah bisa pulang.
~~ angin desember ~~
_aku_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar