17 Feb 2013

Puisi Ranting Untuk Daunnya


Selalu ku amati rasa cinta dalam keusangan..
Harmonis, sesuai alur takdir..

Adalah rasa cinta debu pada kaca..
Aku sangat tau itu..

Lantas, bila kebencian telah ditulis peri tertuju kurcaci,,
kenapa rindu lagi-lagi mengganggu keyakinan hati untuk melupa ?

Seperti terlalu cepat dia ada..
Lalu pergi seketika..
Padahal tak pernah ada rencana untuk bertemu dan terpisah antara ranting dan daun..
Hanya musim yang tau..


Yea..
Aku sang ranting yang berpuisi..
Bait yang tertuang adalah melodi tak berbunyi,,


ini tentang kemana daun dihempas angin..?
Atau kemana diri dihempas sepi..

Serpih-serpih gemintang jatuh mengelabuhi mata untuk berkata mimpi yang masih ada..
Aku tau aku sedang didalamnya,,
sangat jelas..


Ketika aku harus berjalan dalam gelap,, sudikah mimpi menjawab rindu..?


Tuhan,,
kelana sejauh apa..?
Bertanyalah hati pada yang punya cinta..

Kesunyian ini terlalu indah..


Daun ku,,
berserilah selepas aku patah..
Aku tak sanggup menggenggam mu lagi..

Aku tau, kita pernah punya mimpi menua bersama..
Sampai pada waktunya, terlerai kepal jemputan takdir..

Bukan salah angin..
Tapi salahku yang ketika badai mengoyak mu dari genggaman ku,,,
aku hanya bisa melihatmu terlepas..


Terlepas Jauh,,
tak lagi tergapai..


Oleh :
Dennis X-Fals Liverpudlian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar