Subscribe to RSS feeds

10 Sep 2016

Rindu Masa Lalu

Sesekali, aku rindu pada sesuatu yang telah dibawa angin.
Ditenggelamkan dingin,
Dibaluri sepi,
Diasingkan waktu.
Berharap pada sesuatu yang kutinggalkan.
Sesuatu yang lebih hening dari suara hati.
Yang lebih syahdu dari melodi,
Yang lebih cerah dari matahari.
Tentang senja dan ujung ilalang.
Ia tau bagaimana rasanya melihat indah,
Tanpa bisa menggapai.
Menitipkan pesan pada udara,
Semoga kerinduannya bermuara.
Lalu,,,
Apa benar cinta memang sudah hilang?
Tanya ia pada lembayung bisu.
Kita penah merekam jingga langit.
Membunuh waktu paling haru,
Karna kita tau,
Semuanya hanya bagian hari yang pasti beranjak.
Kau dan aku lebur dalam diam.
Menyimpan cerita masing-masing.
Entah dilepaskan satu-satu,,,
Atau tersimpan di tempat terbaik yang pernah diciptakan Tuhan;
Hati terdalam.
Inginku,
Senja dan ujung ilalang tetap ada.
Menjadi pengantar petang,
Menjemput rindunya dalam mimpi panjang.
September, hari ke-3.
_aku_

1 Sep 2016

Tentang Takdir


Ini bukan tentang seberapa kuat pena-pena itu ku paksa menulis tiap lembar demi lembar halaman takdir yg coba ku buat,
Nyatanya pena-pena itu akan tetap terpatah.
Mungkin ini hanya tentang seberapa mampu ku berbesar hati menerima kenyataan bahwa restuNya terletak pada kisah yg berbeda,.
Kisah yg lain,bukan kisah yg ku paksakan ,namun kisah yg Ia persembahkan...
Aku hanya perlu mengikuti kemana pena-penaku itu mengayun,terhenti,dan kembali menari,
hingga menjadi sebuah kisah utuh yg pantas tertumpuk di atas rak-rak berisi legenda tak bernama..


*Lalu kita berada di dalamnya

 

26 Sep 2015

Untukmu...

Ada sekuntum dandelion
Kusematkan lembut diantara helai rambutmu
Walau jarak itu blum lgi dapat kutaklukan
Setiap embun pagi memeluku yg bersujud seolah tanpa nafas....
Cinta,....
Hari ini sayapku patah
Tulangku remuk tak mampu jelajahi angkasa
Tapi....
Rinduku selalu kutitipkan dilangit biru
Di embun cahaya
Dilumut hijau
Disenja sendu....
Cinta,...
Bila suratan langit memintaku pulang
Ada sesuatu yg ku ingin kau tau
Rasaku
Rinduku
Cintaku...,,
Untukmu...

8 Jan 2015

Layang kangen


Apa katamu ?
terenyuh hati meminang bisu.
Hingar didamba, senyap dirasa.
Pulangkan mimpi ke asal ia bermula.

Surat mu, puisi paling menyentuh.
Ketika anak-anak rindu terlalu Jauh berlarian,,,
Hingga tak temukan jalan pulang.
Lalu induknya tersudut sendirian.
Disini,,,
Dikota mati.

Bagaimana mungkin kegelapan sanggup menabahkan ?
Sedang beberapa pucuk daun kiara jatuh,
Tak sempat mengucap salam perpisahan.

Tak usah bicara takdir, dik!
Kadang kenyataan ada dipihak yang berbeda.
Kita seperti dipaksa berjauhan.
Yea,,,
Meski pada akhirnya,
Kita cuma memeluk hujan.

Adakah kabut enyah segera ?
Disingkap sehelai tirai hikmah,
Pabila tiada pasti tentang nasib anak rindu yang hilang.
Bertitian dijalan kenangan.
Teruntai rapal doa-doa ketabahan.

Surga ku, cerita untuk ku.
Pendam sedalam hati,
sepenuh-seluruh aku dironta tegar.
Teruntuk apa yang bertirakat dalam sanubari,
Tentang beberapa bait surat berselip doa dalam diam.

"percoyo aku,,, kuatno atimu!"
"cah Ayu, entenono teka ku!"
:')

#jakarta, 03/01/15

_aku_

Satu rindu di januari








Pabila sudah tak ada hujan di januari,
Percayalah, dik!
Ada yang diam-diam mencuri rintiknya.
Untuk kemudian ditulis dalam rinai puisi.

Kata-kata apa yang sanggup mewakili musim yang hilang ?
Sedang aku bukanlah daun,
Dan kau bukan ranting (lagi).
Bahkan, tak ada kecemasan atas sebuah kepergian.
Bilamana sesuatu menjatuhkannya dimusim gugur.

Sebab rindu adalah Tiran atas hati yang bertirani.
Yang tak mengakui keberadaan bayang-bayang.
Menguncup bersembunyi dibalik kata-kata,
Picik mendelik menculik suara.
Berkaca pada genang,,,
Ada hati yang terluka.

Kita adalah sepasang kesalahan.
Memujamu, dik,,,
Hanya kiasan bahagia yang disamarkan.
Selebihnya,,,
Adalah kesungguhan yang benar-benar ditelantarkan.

adakah hujan turun lagi di januari ?
Jalan ku kering selepas desember kemarin.
Bersisa serak dedaun yang malang.
Kecewa lalu pergi ke tempat terakhirnya.

Tiada yang lebih menyenangkan dari melukis kita.
Mengisahkan purnama dan kejora,
Yang setiap detiknya jadi penyuluh usia,,,
Yang rindu nya jadi penyepuh doa.

# jakarta, 8 januari 2015.

_aku_

Pergi untuk sebuah kepergian


Berkatalah dalam dentum puisi ku!
Apa yang ku tinggalkan,
Segeralah tiadakan!

Bukankah kita sudah sepakat?
Perihal memiliki; kehilangan.
Mungkin hari ini adalah hari yang waktu itu kita sebut 'suatu hari nanti'.
Tatkala bulir doa jatuh disepertiga malam,
Ketika kemaafan adalah jalan paling lurus untuk ikhlas,
Moga sajak ini adalah pualam;
Nisan paling abadi untuk dikenang.

Kau benar.
Perpisahan, adalah pertemuan yang paling menyakitkan.
Jika aku adalah nyala api,,,
Sekarang aku tau,,,
Kau adalah abu di tungku perapian itu.
Sedia dibunuh angin,
Untuk menyusul sebuah kehilangan.

Pemilik bait ini.
Jelaga dalam nyeri tiap kalimatnya.
Mengantarkan debur ombak tuju pesisir,
Pantai malang terasing.

Barangkali,,,
Ada musim dimana Hujan turun lebih menyakitkan dari lagu sedih.
Mengoak dipelataran,
Memanggil nyeri,
Sebab tungku perapian tak menyisakan apa-apa.
Kecuali,,,
Bayang-bayang kematian api dan sisa kayu bakarnya.

Kereta ku berangkat sebentar lagi.
Aku membayangkan pelukan hangat di stasiun.
Untuk sebuah kepergian tanpa harapan.
Untuk sebuah perpisahan tanpa dendam.
Selamanya,,,
Kita adalah bahasa kematian,
Yang tak bisa dijelaskan lewat huruf.

#Jakarta, 23 desember 2014.

_aku_

1 Jan 2015

Rindu angin timur


Rindu angin turun dilembah..
Nelangsa..
Mengecap tirani teramat pahit..
Sebak dalam naungan cinta terakhir..
Kandas dideburan gelombang..
Ingin rasa mengecup getah kasih sayangmu..
Merasakan dosa termanis,,
Bersamamu..
Hidup disisa usia,,
Menua dalam rinai tawa,,
Tak letih walau pasti tertatih..
Sebab kita saling menguatkan..
Dimana mimpi itu terlempar ?
Aku tak mungkin berandai sendiri..
Seharusnya ku sudah melupa...
Namun tiada yang sanggup ingkari hati kecil..
Sebab ia Selalu sejujurnya..
Seperti bermain dalam labirin waktu..
Apakah ada saatnya kita jumpa dibalik pintu,,?
Atau malah terjebak didalamnya,,
Menikmati nantian ajal,,
Tanpamu..

August, 16th 2013..
_aku_

Cinta


Kita berhak merasakannya..

Kita berhak memilikinya..
Sebab,
Cinta ditakdirkan sebagai hak yang hakiki,
Selain kematian..

Cibir orang,,?
Biarkan saja..!!
Inilah romansa kita..
Aku dan kamu..
Serta kekurangan yang teramat...

Tapi kita bahagia..
Kita menemukan surganya dunia,
Dimana tiada yang sanggup memisahkan,
Kecuali,
Tuhan...

Semoga kelak inilah yang ditulis dalam garis takdir..

Untuk indah,
Tak harus mewah, bukan ?

Cinta sederhana,,
Hanya mengerti arti bersama,,
Hanya tau makna berdua,
Tanpa melihat sebesar apapun kekurangan,
Pun sekecil apapun kelebihan..

Kamu,
Dan aku,,
Selamanya..

_aku_

Seribu bangau kertas


ia terbang meski tak berkepak..
Tergantung tinggi..
Kabarkan Sisa indah kemarin,,
Diteruskan angin..
Yang memang tak sesempurna yang semestinya..

Dasar hati, lunglai berjalan..
Diam..
Entah..
Tanya..
Sungguh bernasib tak seseri teratai ditengah danau..
Sebab,,
Terlena-Lena angan jauh terawang,,
Lupa jasad...

Waktu Jua yang bakal beri tau..
Dikubang mana sang bangau kembali..
Untuk singgah tiada Pergi,
Persis seperti kisah dalam pepatah..

Andainya kubang itu disini, dihati ku,,
sungguh,, telah ku tampung butir-butir air putih..
Yang tiada keruh meski debu-debu liar hinggap ditepinya..

Kendati berkabut,,
Seribu bangau kertasku tetap tersenyum,,,

Membawa seribu pertanyaan,
dimana untuk kesekian kali,,
Kesejatian cinta dipertanyakan...!!

_aku_