8 Jan 2015

Satu rindu di januari








Pabila sudah tak ada hujan di januari,
Percayalah, dik!
Ada yang diam-diam mencuri rintiknya.
Untuk kemudian ditulis dalam rinai puisi.

Kata-kata apa yang sanggup mewakili musim yang hilang ?
Sedang aku bukanlah daun,
Dan kau bukan ranting (lagi).
Bahkan, tak ada kecemasan atas sebuah kepergian.
Bilamana sesuatu menjatuhkannya dimusim gugur.

Sebab rindu adalah Tiran atas hati yang bertirani.
Yang tak mengakui keberadaan bayang-bayang.
Menguncup bersembunyi dibalik kata-kata,
Picik mendelik menculik suara.
Berkaca pada genang,,,
Ada hati yang terluka.

Kita adalah sepasang kesalahan.
Memujamu, dik,,,
Hanya kiasan bahagia yang disamarkan.
Selebihnya,,,
Adalah kesungguhan yang benar-benar ditelantarkan.

adakah hujan turun lagi di januari ?
Jalan ku kering selepas desember kemarin.
Bersisa serak dedaun yang malang.
Kecewa lalu pergi ke tempat terakhirnya.

Tiada yang lebih menyenangkan dari melukis kita.
Mengisahkan purnama dan kejora,
Yang setiap detiknya jadi penyuluh usia,,,
Yang rindu nya jadi penyepuh doa.

# jakarta, 8 januari 2015.

_aku_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar