7 Mar 2013

1.Participants Sayembara Tarian Penaku (tema) "Hujan"


  1. X-friend Frustasii Sakithati

    "
    Ketika Hujan Tak Mau Mendengar"

    Malam  ini terasa sepi bagi ku. .
    Hanya ribuan tetes air hujan yg menemani q. . .

    Hati yg resah. .
    Seakan tertahan di jiwa ini. .
    Hanya sunyi mlm ini yg stia temani ku. .

    Sepintas terlihat bayangan mu. .
    Menggugah jiwa yg merana. .

    M
    alam semakin larut. .
    Semakin tak kuasa ku menahan rasa ini. .

    Ada kah kau mengerti akan jeritan hati ini. .
    aku  hanya ingin menjadi seperti yg kau ingin kan. .

    Harapan cinta dulu yg indah. .
    Kini tlah sirna. .
    Kini semua seakan telah usai. .

    Tapi seiring berjalannya waktu. .
    aku menemukan dua cinta. .
    Entah mana yg harus ku pilih. .

    Hufft. .
    Lelah hati ini. .
    Tuk pertimbangkan smua ini. . .
    Tapi q yakin. .
    Hati ku bisa memilih ya baik, di antara yg baik. . .

    Hujan, ,
    meski kau tetes kan berjuta air. . .
    Pasti sesaat engkau kan berhenti sejenak. . .

    Begitu jg aku. .
    Berkali-kali cinta yg datang. .
    Q yakin. .
    Hati ku bisa, memilih diantara cinta yg tulus. .
    Hingga aku tutup usia. .

  2. Kisna Insani Islamiyah
    “Hujan”

    Saat ku berkencan dengan sang kekasih,kau hadir mengusik kami.
    Kenapa kau lakukan itu hai,hujan?

    Tahukah kau?saat itupun kemarahanku sampai diubun-ubun
    Kau tahu kenapa,hai hujan?
    Karena tak ada tempat persinggahan.

    Tapi itu dulu, sebelum ku cicipi dahsyatnya sentuhanmu,wahai hujan.

    Sebelum aku tahu bahwa kau adalah hadiah terindah dari kekasihku.
    Dan sebelum aku  tahu bahwa kau adalah cinta yg terlihat menakutkan.

    Kini,tiap kau datang,,,

    kucoba menari bersamamu...
    kucoba mnikmati hdiah terindh dr kekasihQ
    kucoba mmpercantik cinta.
    Karena kau tak bisa ku hentikan.


  3. Ery Prazz Prasetya
    “Ingatan Hujan Kenangan”

    Mungkinkah kunanti dirimu dalam suasana dingin ini
    yang selalu membuat ku rindu akan bersamamu

    dikala hujan kita berpayung di taman sana
    di bawah pohon rindang yang tak mampu menahan tetesnya air hujan
    di sini pula kita berpeluk merasakan tiupan angin ini
    tapi tak terasa jika kau ada disisiku
    mungkin diri ini melamunkan kasihku yang jauh disana
    berharap keluh ku menunggu dikala hujan tiba

    teringat berdua saat berada disana

    hanya salam ini kusampaikan
    dibalik kaca kulihat hujan yang membuat ku kembali teringat padamu

    kasihku....

    #

    "
    H
    ujan telah menghapus cinta
    "
    Kuhanya ingin dapatkan hatinya kembali
    kembali memeluk dan memegang tanganku
    tapi kali ini ku tak dapat meraihnya
    karena ku terhenti saat hujan tiba
    yang membuat ku terhenti karenanya
    langkahnya semakin menjauh dan menghilang dari jangkauan mata
    dan ku hanya menagis di derasnya hujan ini

    Kehilanganmu membuat hati ini tak tenang
    semua sudah hilang bersama angan yang tak terlupakan
    dan ku terpuruk sendiri disini
    melihatmu yang hanya bisa dihati

    Kini hujan telah menghentikanku
    hentikan langkah tuk mengejarmu
    dari dekapan cinta yang telah hilang dariku

    Mungkin hujan memberitahukan aku
    beritahu bahwa dia takkan mungkin kembali padaku
    cinta yang hanya untuknya kini menjadi kalbu

    Kini hujan telah samarkan langkahmu
    tak mungkin bisa kutemukan belahan hatiku
    yang semakin tak mengerti arah kemana ku kan temukanmu

    Kini hujan telah hilangkan dirinya
    hanya sisa luka dan tetesan air mata
    bersama hujan berharap semua tak nyata
  4. Aalfvyian Sserdeadoe OI
    Dua dua

    Titik lebur mendung adalah kita
    gemuruhnya lirih sayup terdengar
    tak ubah nyanyian kerinduan
    merantai basah hingga ujung peluh

    di sini

    Kita pernah mencambuk jalanan
    kita pernah membakar hujan
    kita pernah berlumur api
    kita pernah mengunyah malam
    kita pernah lewati labirin waktu
    kita pernah menghajar sepi
    kita pernah membunuh keraguan

    kini dimana

    mendung berpindah

    gemuruhnya lirih
    sayup terdengar

  5. Wowo Nachchamphoenk Charijhodoh
    "Penyaksian Sang Hujan"

    kau pergi disaat kedatanganku
    kedatangan yg merindukanmu
    di penghujun jalan dnegeri sana ku slalu mengingatmu
    mengingat akan janji kita yg dulu
    janji yg tidak bisa dpisahkan
    oleh badai sebesar apapun

    kini diriku datang untukmu
    untuk menghapi air matamu dulu tapi kenyataanny apa ?
    kau menjemput kdatanganku dg dengan senyuman termanismu dan pergi bersamanya

    biarlah hujan ini menjadi saksi
    menjadi saksi bisu akan sakitnya hati ini
    biarlah hujan menemaniku
    untuk menghapus yg menetes dpipi
    supaya engkau tdak menyaksikannya
    bahwa ia terjatuh karenamu

    izinkan raga ini pergi sejauh mungkin
    supaya aku tdak menyaksikan kebahagiannya,supaya hati ini
    tdak dketuk oleh palu asmaraku lagi

  6. Ulil Bintang

    “Hujan”

    Dingin mu sampaikan salam penguasa angkasa...
    Basuh geliat aroma bara...
    Menyeka menjawab penantian sang bumi...

    Dinginmu basuh hati hadirkan senyum...
    Angin membelai,
    daun berayun hingga kelopak bermekaran buah ranum bergantung...

    Hujan...
    Tahta bumi raib sudah helai demi helai,
    jengkal demi jengkal....
    Tak kuasa jawab salam yang kau emban...

    Dinginmu yang dulu sejuk membasuh...
    kini hadir penuh cabikan...
    menyekat...
    hingga sesak dada dalam nestapa...

    Ruang demi ruang terisi sudah...
    bergenang...
    berderu...
    bergejolak...
    Hapuskan senyum-senyum yang ada...

    Hujan...
    Kau hadir kini di celah celah mata yg tergenang air matamu...


    #
    Semua telinga akrab pada suaramu...
    Mata demi mata mengenali raut wajahmu...
    Disepanjang musim sepanjang usia, kau hadir tanpa jemu...
    Julukan demi julukan tersemat di keberadaanmu....
    kau setia tak ingkar janji...
    Kau penghibur hati para perindu,
    suka atau duka sekalipun takkan cegah tarianmu...
    Terbuai melayang hanyut merasuk lubuk nan sunyi...
    menyatu di riuh tarianmu....
    Hujan.....
    izinkan aku menari bersamamu....
    dihamparan wajahku yang berdebu


  7. Rafi Raihan Nafis

    “Tarian Hujan”

    Tarian Hujan
    Menari dibawah Hujan
    Mencium segarnya air
    Merasakan Semua harapan

    Aku ingin lupakan semua masalah
    melihat masa depan yang cerah
    meninggalkan semua duka
    dengan tarian hujan

    Tarian hujan
    Merasakan semua kehampaan
    ketika kau tidak datang
    Aku merasa mati karenanya

    Tarian Hujan
    kapankah kau akan datang
    kumenunggumu menghapus semua jejak langkahku
    Jejak yang menyakitkan, dibawah kelamnya Matahari

    8.
    Square Heart Aji
    "Menepi Pada Hilangnya Kenangan"

    Aku selalu menanti hadirmu di setiap langkahku
    Dalam bimbang ku dekap gundah yang tak tertahan
    hingga ku tersapu dalam sebuah janji
    Pernah berfikir, seolah itu tak pernah terjadi

    Sampai saatnya tiba, hujanpun bergerak menetes
    Kutatap Bingkai fotomu dibalik jendela, begitu indah tersenyum
    Terhayal kenangan saat memegang erat tanganmu
    lalu saat ku akhiri kepergianku dengan pelukan

    Hujan telah menyampaikan hatiku yang tertinggal

    Saat menggenangi keringnya sebuah rasa itu

    Sebagian cinta yang membinasakan awan hitam
    Takkan penah menoleh pada kisah walaupun tersakiti

    Ketika itu menyejukan dalam hangatnya kasih sayang
    Mengalir deras terbawa dalam susana
    ku akan menahan derasnya air yang jatuh
    Sehingga ku tegar saat kau tidak di dunia ini.


    9.
    Yusuf Adhi Darma

    "Hujan"
    Hujan adalah sahabat dan cinta..
    menemani selalu bagai sahabat..
    menengankan selalu bagai cinta..
    sedih mu adalah sedih nya..
    senyum mu adalah pelangi nya..
    kuturunan sedih ku untuk bersama mu yang lagi bersedih..
    ku bagi kesejukan ku buatmu yang lelah biar terlelap..
    ku temani kamu dengan irama symphoni ku..
    yang merilukkan pada sebuah hasta yang penuh dengan rintik hujan
    bukan hanya sebuah tangisan
    dikala kesedihan membimbang hujan seiring waktu membasuh pipimu menghilangkan rona kepedihanmu
    melansirmu dalam dinginnya . . . .
    hingga akhirnya kamu tersadar dari keterpurukanm
    u

3 komentar: